Terapi Keluarga
Kelas : 3PA12
A. Pengertian
Terapi Keluarga
Terapi
keluarga merupakan proses bantuan kepada individu dengan melibatkan para
anggota keluarga lainnya dalam upaya memecahkan masalah yang dialami. Terapi keluarga dapat dilakukan untuk
permasalahan dan ketidaknyamanan yang sumbernya lebih banyak berasal dari
keadaan keluarga. Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui
permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya.
Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan
orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan,
terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda
B. Cara
Melakukan Terapi Keluarga
Proses
terapi keluarga meliputi tiga tahapan yaitu fase 1 perjanjian, fase 2 kerja,
fase 3 terminasi.
1. Fase
Perjanjian
Perawat dan klien mengembangkan
hubungan saling percaya, isu-isu keluarga diidentifikasi, dan tujuan terapi
ditetapkan bersama.
2. Fase
Kerja
Keluarga dengan dibantu oleh
perawat sebagai terapis berusaha mengubah pola interaksi di antara anggota
keluarga, meningkatkan kompetensi masing-masing individual anggota keluarga,
eksplorasi batasan-batasan dalam keluarga, peraturan-peraturan yang selama ini ada.
3. Fase Terminasi
Di mana keluarga akan melihat lagi
proses yang selama ini dijalani untuk mencapai tujuan terapi, dan cara-cara
mengatasi isu yang timbul. Keluarga juga diharapkan dapat mempertahankan
perawatan yang berkesinambungan.
C. Manfaat
Terapi Keluarga
Manfaat untuk pasien yaitu mempercepat proses
kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan
interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi
yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya.
Manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan
struktur keluarga sehingga peran masing – masing anggota keluarga lebih baik.
D. Kasus-Kasus
yang Diselesaikan dalam Terapi Keluarga
Pada
terapi keluarga kasus yang diselesaikanantara lain, kenakalan remaja, hubungan
perkawinan, hubungan ketidakharmonisan antara anak dan orang tua, prestasi
belajar pada anak, masalah antara saudara.
E. Contoh
Kasus yang Menggambarkan terapi Keluarga
Kasus
kehadiran siswa di sekolah yang tidak tepat waktu (datang terlambat) dialami di
banyak sekolah. Dampak keterlambatan siswa, selain merugikan diri sendiri, juga
merugikan orang lain, misalnya mengganggu konsentrasi guru yang sedang
menjelaskan materi pelajaran. Dampak langsung yang dirasakan siswa, mulai dari
yang ringan, misalnya kehilangan konsentrasi, ketinggalan materi; sampai dengan
yang berat, misalnya tidak diizinkan masuk kelas. Bahkan jika terus berulang
sampai frekuensi tertentu, bisa-bisa dikeluarkan dari sekolah. Pola penanganan
siswa terlambat yang selama ini diterapkan di sekolah umumnya adalah mulai dari
teguran lisan sampai dengan membuat perjanjian dengan wali kelasnya. Namun,
metode tersebut tampaknya belum cukup efektif untuk menekan jumlah siswa
terlambat. Terbukti, kasus tersebut terus saja terjadi setiap hari. Beberapa
siswa bahkan tetap saja datang terlambat meskipun sudah beberapa kali diberikan
peringatan.Untuk itu, diperlukan strategi baru untuk menangani permasalahan
tersebut, dalam hal ini, pihak sekolah harus melibatkan pihak keluarga.
Daftar Pustaka
Mashudi,
Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta.
IRCiSoD
Mindrewati.
(2014). Penerapan Konseling Keluarga dalam Menangani Permasalahan Siswa
Terlambat.
Jurnal Sains Dan Praktik Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Vol 2. No. 2.
Semium.
Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3.
Yogyakarta. Kanisius